Penerapan morphing

PRNGANTAR MORPHING

Teknik Morphing adalah efek di mana suatu objek berubah secara perlahan menjadi objek lain. Pada dasarnya Morphing dilakukan dengan membuat gambar-gambar transisi di antara gambar asal dan tujuan.[1] Ada dua tahap proses yang dijalani yaitu Warping dan Cross Dissolve. Langkah awal dari proses morphing adalah Warping yang berfungsi untuk membentangkan dan menyusutkan sebuah objek gambar yang disebut gambar abstrak. Cross dissolve adalah langkah akhir setelah proses warping yang berfungsi untuk memadukan warna gambar asal dengan warna gambar yang dituju.

Suatu animasi yang dibuat dengan menggunakan teknik fitur morphing menerima masukan dua buah gambar. Gambar pertama disebut sebagai gambar awal, gambar kedua disebut sebagai gambar akhir. Proses warping pada teknik fitur morphing menggunakan garis fitur sebagai alat bantu proses pembuatan. Garis fitur berfungsi untuk menunjukkan sebuah fitur (bagian-bagian gambar yang membentuk objek) yang sama antara daerah di gambar awal dengan daerah di gambar akhir. Garis fitur membuat komputer mengetahui hubungan antara dua objek yang sama pada gambar awal dan gambar akhir. Sebuah garis fitur di gambar awal memiliki pasangannya di gambar tujuan. Koordinat titik ujung awal garis fitur pada gambar awal berpasangan dengan koordinat titik ujung awal garis fitur pada gambar akhir.


INTERPOlASI LINIER
Interpolasi adalah cara menentukan nilai yang berada di antara dua nilai diketahui berasarkan suatu fungsi persamaan. Interpolasi linear adalah cara menentukan nilai yang berada di antara dua nilai diketahui berdasarkan persamaan linear (persamaan garis lurus).

Morphing 2D
Morphing 2D adalah implementasi dari interpolasi yang dikenakan pada titik-titik 2D.Morphing yang dilakukan pada dua obyek gambar 2D adalah interpolasi dari setiap titik yang bersesuaian (berdasarkan urutan).Morphing 2D menggunakan transformasi posisi pada sistem koordinat 2D Jumlah titik sama.

Morphing 3D
3D morphing cukup mudah dimengerti. Ini adalah metode animasi di mana ada posisi netral, dan beberapa deformasi target atau morf.  Perangkat lunak dan animator kemudian menggunakan morphs untuk transisi antar gerakan. Ini dapat dilakukan antara hanya posisi netral dan satu deformasi target atau posisi netral dan beberapa deformasi target, tergantung pada kompleksitas yang diperlukan.

Pada dasarnya, pikirkan itu seperti berpose.  Setiap target morf adalah pose terpisah, yang dapat disatukan oleh animator dan beralih untuk mensimulasikan gerakan. Ini bisa dilakukan dalam skala besar atau kecil. Semakin kecil skalanya, semakin banyak target morph (umumnya) yang perlu digunakan animator.

3D morphing sangat bagus untuk animasi yang tidak memerlukan struktur kerangka, oleh karena itu sering digunakan dalam konser dengan rigging 3D. Rig akan menangani pergerakan bagian utama dari objek 3D, sedangkan 3D morphing akan menghidupkan aspek-aspek yang lebih kecil dari objek yang berada di luar kendali rig. Misalnya, Anda dapat mengatur rig yang menggerakkan kaki dan lengan objek. Kemudian, untuk mensimulasikan pin pick pada kulit, Anda akan menggunakan 3D morphing untuk melakukan gerakan kulit saat ditusuk.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Agregasi data base

Materi objek 3D

Rendering 3D